Arsip Kategori: TANAMAN INDUSTRI

SENGON LAUT, warisan untuk anak.

SENGON LAUT untuk WARISAN,pertimbangkanlah mulai sekarang SENGON LAUT untuk WARISAN,pertimbangkanlah mulai sekarang 

Berapakah usia anak anda, apa yang akan anda berikan ketika ia menikah 5 tahun lagi ?Apa yang sedang anda persiapkan untuk saat pernikahannya? Tahukah anda, berapa harga  kayu sengon laut 5 tahun lagi ?

  • Jika anda hanya punya 1000 m2 lahan di desa, segera tanami sengon laut.
  • Pada saat ini, harga 1 m3 sengon laut Rp.600.000 , 5 tahun kemudian ,harganya Rp.1.000.000/m3.
  • 1000 m2 bisa ditanami 250 pohon, dan jika setiap pohon menghasilkan 0.2 m3  , 5 tahun  kemudian akan  dipanen  minimal 40 m3 senilai 40.000.000 rupiah.
  • Biaya bibit Rp.500/pohon, biaya tanam Rp. 500/pohon dan pupuk Rp.250.000.
  • Jika lahan anda 1000m2 dan anda punya uang Rp.500.000 ,ini adalah investasi terbaik untuk anak anda.
  • Jika anda butuh bibit gratis, koordinasikan  penanaman ke seluruh penduduk desa, dan beberapa perusahaan produksi plywood ,siap menyumbangkan bibitnya, gratis .

Sengon kami ,yang ditanam 3 tahun yang lalu ,akhirnya kami jual , untuk biaya  mengembangkan kebun ini. Harga borongan, Rp.50.000/tanaman , ada 800 tanaman . Ada yang diameter 25 cm dan ada yang diameter 15 cm .

panen-sengon-023

 Harga itu akan meningkat menjadi Rp.200.000/pohon, jika kami sabar menunggu sampai 5 tahun. Dengan uang itu, kami akan menambah jumlah kambing Peranakan  ETTAWA  menjadi 40 ekor indukan/betina ,agar mencapai skala produksi susu .

Investasi Kayu Sengon

Biaya Perawatan
Biaya Perawatan meliputi biaya pembersihan lahan dan pemberian pupuk serta pengendalian hama setiap 6 bulan sekali. Pekerjaan akan melibatkan tenaga kerja sebanyak 5 orang. Terdiri 1 (satu orang) pengawas dan 4 (empat) orang pekerja. Diperkirakan akan memakan waktu 7 hari kerja untuk setiap 1 hektar lahan. Proyeksi biaya perawatan selama 5 tahun adalah sebesar Rp. 9.000.000,-.
Perhitungan Biaya Perawatan :
Upah Tenaga Kerja per orang : Rp. 20.000 / hari
Jumlah Tenaga Kerja : 5 orang
Jumlah hari kerja : 7 hari
Jumlah Biaya per 6 bulan : Rp. 700.000,-
Jumlah By 5 Tahun : Rp. 7.000.000,-
Kebutuhan Pupuk : Rp. 2.000.000,-
Jumlah Biaya Perawatan : Rp. 9.000.000,- Lanjutkan membaca Investasi Kayu Sengon

Rencana Fisik dan Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Sengon

Sesuai dengan kondisi lahan yang ada dan keberadaan Kelompok Tani serta kemampuan tenaga teknis yang ada pada saat ini, pembangunan hutan tanaman sengon yang akan dibangun seluas 1.000 hektare. Pembangunan hutan tanaman seluas 1.000 ha. Dalam bentuk fisik, rencana kegiatan pembangunan hutan tanaman sengon meliputi kegiatan perencanaan, pembibitanan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan dan pengawasan, penebangan.

Tabel 1. Jenis dan Volume Kegiatan

No.

Jenis Kegiatan

Satuan

Volume

Kegiatan

Keterangan

1

Perencanaan

Ha

1.000

 

2

Persiapan lahan Btg **

1.000.000

 

3

Penyediaan Bibit

Ha

1.000

 

4

Penanaman

Ha

1.000

 

5

Pemeliharaan Tanaman

Ha

1.000

 

6

Pengadaan sarana prasarana

Ha

1.000

 

7

Perlindungan dan Pengawasan

Ha

1.000

 
 

Jumlah

     

 

Tabel 2. Rencana Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Sengon

No.

Jenis Kegiatan

Volume

Fisik

(Satuan)

Biaya Satuan (Rp)

Total Biaya

(Rp)

1

Perencanaan

1.000

Ha

189.475

189.475.000

2

Persiapan lahan

1.000.000

Btg**

778.400

778.400.000

3

Penyediaan Bibit / Persemaian Sengon

1.000

Ha

600.000

600.000.000

4

Penanaman

1.000

Ha

536.250

536.250.000

5

Pemeliharaan Tanaman

1.000

Ha

933.625

933.625.000

6

Pengadaan sarana prasarana

1.000

Ha

375.000

375.000.000

7

Perlindungan dan Pengawasan

1.000

Ha

201.250

201.250.000

 

Jumlah

     

3.614.000.000

Keterangan : ** Ditambah untuk penyulaman 20 %

No

Tahun Tanam

Penjarangan ke ….

Kayu Pertukangan      (m ³ ) 35 %

Kayu Serpih

( m ³ ) 65 %

Jumlah

( m ³ )

1

2002

I (umur 2 th)

9.960

9.960

   

II (umur 4 th)

21.000

39.000

60.000

2

2003

I (umur 2 th)

9.960

9.960

   

II (umur 4 th)

21.000

39.000

60.000

3

2004

I (umur 2 th)

9.960

9.960

   

II (umur 4 th)

21.000

39.000

60.000

4

2005

I (umur 2 th)

9.960

9.960

   

II (umur 4 th)

21.000

39.000

60.000

5

2006

I (umur 2 th)

9.960

9.960

   

II (umur 4 th)

21.000

39.000

60.000

6

2007

I (umur 2 th)

9.960

9.960

   

II (umur 4 th)

21.000

39.000

60.000

   

Total

126.000

293.760

419.760

 

No

Tahun Tebang

Luas Penebangan (Ha)

Kayu Pertukangan (m ³ ) 55%

Kayu Serpih, Serbuk (m ³ ) /45 %

Jumlah (m ³ )

1

2005

2000

198.000

162.000

360.000

2

2006

2000

198.000

162.000

360.000

3

2007

2000

198.000

162.000

360.000

4

2008

2000

198.000

162.000

360.000

5

2009

2000

198.000

162.000

360.000

6

2010

2000

198.000

162.000

360.000

 

Tabel 4: Rencana Produksi Tebangan Per Tahun

Prediksi Hasil Produksi Panen

Dengan penentuan umur tebang habis per tahun pada umur daur 5 tahun, maka jumlah produksi kayu yang akan diperoleh baik dari hasil penjarangan maupun tebangan akhir dengan perhitungan sebagai berikut :

  1. Hasil Penjarangan I (25 %)

= 332 x 0,03 m ³ x 1000 Ha = 9.960 m ³

      2.  Hasil Penjarangan II (40 %)

= 400 x 0,15 m ³ x 1000 Ha = 60.000 m ³

  1. Hasil Tebangan Akhir

= 600 x 0,3 m ³ x 1000 Ha = 180.000 m ³

Adapun prediksi produksi untuk jangka panjang ( 6 tahun ) dari hasil penjarangan dan tebangan akhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3 : Rencana Penebangan Penjarangan

Pengendalian Keamanan dan Kebakaran Hutan

Sebagai upaya untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan dapat dilaksanakan kegiatan berikut :

  •  
    • Pembuatan sekat bakar, jalan pemeriksaan yang merupakan batas blok.
    • Pembuatan sekat bakar jalur hijau berupa tanaman yang tahan api yang mengelilingi batas petak tanaman selebar 20 m.
    • Pembuatan sistem komunikasi yang mampu menjangkau selruh areal tanaman dan sekitarnya.
    • Penyuluhan kepala masyarakat tentang pencegahan kebakaran dan menjaga keamanan hutan.
    • Pembuatan papan pengumuman untuk mencegah tindakan – tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan

Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.

Penyiangan,

    Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya.

    Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.

Pendangiran,

    Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanman.

Pemangkasan,

    Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).

Penjarangan

Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.

Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem “untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.

Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.

Pembibitan Sengon

  

a) Benih

Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut : Lanjutkan membaca Pembibitan Sengon

Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu sengon

Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.

  1. DaunDaun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.
  2. PerakaranSistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.
  3. Kayu

    Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.

Habitat Sengon

Tanah

Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
 
 Iklim

Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.

Curah Hujan

Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.

Kelembaban

Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.

 

 

Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

Botani Sengon

 Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :

A. Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa).

B. Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)

Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V.

Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.

Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.

Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.

Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.

Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.

Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.