Tanaman Hias yang Efektif untuk Pengobatan

Menggunakan tanaman obat sebagai tanaman hias untuk mengisi taman di rumah kita adalah suatu langkah yang efektif. Selain kita bisa menikmati keindahan daun atau bunganya, sekaligus kita bisa mengambil manfaatnya jika sewaktu-waktu kita membutuhkan tanaman obat tersebut dikala kita sedang sakit. Tetapi, sudah amankah tanaman obat yang kita konsumsi bagi tubuh kita? Selama ini kita memilih mengkonsumsi obat tradisional karena kita menganggap bahwa obat tradisional lebih aman daripada obat sintetis, karena obat tradisional minim efek samping. Sehingga jika kita konsumsi dalam jangka panjang tidak akan menimbulkan komplikasi dalam tubuh kita.Namun demikian, dalam perkembangannya sering dijumpai ketidaktepatan penggunaan obat tradisional karena kesalahan informasi maupun anggapan yang keliru terhadap obat tradisional dan cara penggunaannya, sehingga dalam beberapa kasus menimbulkan efek samping.

Ada beberapa jenis tanaman obat yang memiliki khasiat hampir serupa bahkan dinyatakan sama. Sebaliknya untuk indikasi tertentu diperlukan beberapa jenis tanaman obat yang memiliki efek farmakologis saling mendukung satu sama lain. Walaupun demikian, karena sesuatu hal maka pada beberapa kasus ditemukan penggunaan tanaman obat tunggal untuk tujuan pengobatan tertentu. Hal ini akan berakibat fatal karena obat tradisional tersebut akan bereaksi negatif terhadap tubuh kita.

Contohnya :
– Daun Seledri / apium graviolens telah diteliti dan terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada penggunaannya harus berhati-hati karena pada dosis berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan shok. Oleh karena itu dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih dari satu gelas perasan seledri untuk sekali minum.

– Mentimun , takaran yang diperbolehkan tidak lebih dari 2 buah besar untuk sekali makan.
– Gambir , untuk menghentikan diare, tetapi penggunaan lebih dari satu ibu jari bukan sekedar menghentikan diare bahkan akan menimbulkan kesulitan buang air besar selama berhari-hari.

– Minyak Jarak / oleum recini digunakan untuk mengobati urus-urus, jika penggunaannya tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan

– Keji Beling / strobilantus crispus digunakan untuk mengobati batu ginjal, jika pemakaian melebihi 2 gram serbuk (sekali minum) bisa menimbulkan iritasi saluran kemih. Keji Beling yang digunakan untuk mengobati sakit Batu Ginjal ternyata pada pemerikasaan laboratorium pada beberapa pasien yan mengkonsumsinya dinyatakan bahwa dalam urinenya ditemukan adanya sel-sel darah merah (dalam jumlah) melebihi batas normal. Hal ini sangat dimungkinkan karena daun Keji Beling merupakan diuretik kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Akan lebih tepat bagi mereka jika menggunakan daun Kumis Kucing / ortosiphon stamineus yang efek diuretiknya lebih ringan dan dikombinasi dengan daun Tempuyung / sonchus arvensis yang tidak mempunyai efek diuretik kuat tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium, dll.

– Berdasarkan pustaka, tanaman Lempuyang ada tiga jenis:
– Lempuyang Emprit / zingiber amaricans L
– Lempuyang Gajah / zingiber zerumbert L.
– Lempuyang Wangi / zingiber aromaticum L.

Lempuyang Emprit dan Lempuyang Gajah berwarna kuning, berasa pahit dan secara empiris digunakan untuk menambah nafsu makan.

Lempuyang Wangi berwarna lebih putih (kuning pucat), rasa tidak pahit dan berbau lebih harum, banyak digunakan sebagai komponen jamu pelangsing.
Pada kenyatannya banyak penjual yang kurang memperhatikan hal itu, sehingga kalau ditanya jenisnya hanya mengatakan yang dijual lempuyang tanpa mengetahui apakah lempuyang wangi atau jenis yang lain.

Obat tradisional yang berasal dari tanaman obat akan bermanfaat jika digunakan dengan cara :
1. Ketepatan takaran / dosis
2. Ketepatan waktu penggunaan
3. Ketepatan cara penggunaan
4. Ketepatan pemilihan bahan secara benar
5. Ketepatan pemilihan tanaman obat atau ramuan obat tradisional untuk indikasi tertentu.

Kelebihan dan Kelemahan Obat Tradisional

Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran dari penyakit infeksi yang terjadi sekitar tahun 1970 kebawah ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif ysng terjadi sesudah tahun 1970 sampai sekarang.

Penyakit infeksi dalam pengobatannya memerlukan penanggulangan secara cepat dengan menggunakan antibiotika. Jika pengobatan menggunakan obat tradisional yang efeknya lambat, tentunya kurang efektif.

Penyakit metabolik degeneratif penyakit baru yang ditimbulkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi.
Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes (kencing manis), hiperlipidermia (kolesterol tinggi), asam urat, batu ginjal dan hepatitis.

Sedangkan yang termasuk penyakit degeneratif antara lain adalah : rematik (radang persendian), asma (sesak nafas), ulser (tukak lambung), haemorrhoid (ambeien/wasir) dan pikun (Lost of memory).

Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakaian obat dalam waktu lama sehingga jika menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat alam atau obat tradisional, yang mempunyai kelebihan yaitu meskipun penggunaannya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman.

Disamping berbagai keuntungan tersebut, obat tradisional juga memiliki berbagai kelemahan, yaitu :
– Efek farmakologisnya lemah
– Bahan baku belum standar
– Bersifat higroskopis serta volumines
– Belum dilakukan uji klinik
– Mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.

Walaupun demikian, efek samping obat tradisional tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern. Pada tanaman obat terdapat suatu mekanisme yang disebut penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut yang dikenal dengan istilah SEES (Side Effect Eleminating Subtanted).

Contohnya :
– Didalam Kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit itu juga ada zat anti untuk menekan dampak negatif tersebut.
– Pada perasan air tebu terdapat senyawa saccharant yang ternyata berfungsi sebagai anti diabetes. Maka untuk penderita diabetes (kencing manis) bisa mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian dari tebu.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan ini sampai ditemukannya bentuk obat tradisional yang telah teruji khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka.

Semoga bermanfaat.

Giacinta Hanna

_______________
Daftar Pustaka :
Pramono, S,Katno, Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Fakultas Farmasi, UGM, 2002

 

Foto tanaman hias di dunia maya

Pemilik/penulis: Boim   
Minggu, 27 April 2008

Beberapa waktu lalu saya browsing di dunia maya. Tentu saja berburu tanaman hias. Terkejut juga karena ternyata saya menemukan gambar/foto produk saya dipajang oleh nursery lain. Gambar tersebut betul-betul asli punya saya termasuk pot, dan latar belakang rumah saya terpampang disana. Saya tidak melakukan apa-apa. Karena saya yakin Allah lah maha mengatur rejeki yang adil.

  

Namun 2 hari lalu, Bp. E menelephone saya. Mengabarkan bahwa foto pada nursery saya sama dengan foto di Nursery Z yang beralamat di Surabaya. Z mengatakan pada E bahwa barang-barang yang ada di foto ada di rumah Z. Padahal, saat Bp.E menghubungi saya, stok tersebut masih tersedia dirumah saya.

Menurut Bp.E, Z kenal baik dengan saya, padahal saya tidak mengenalnya. Memang saya sering kirim email ke rekan-rekan sesama pemain tanaman hias (yang belum pernah saya kenal sebelumnya) yang menghubungi saya melalui telephone dan minta dikirim gambar melalui email.

 

Kemudian saya meminta Bp.E untuk mengirimkan gambar yang dimaksud ke alamat email saya. dari 5 gambar yang dikirim, 4 diantaranya adalah benar-benar milik saya dan stoknya masih ada dirumah saya.

 

Menurut saya, kasus ini masih sebatas pada “cara berbisnis yang kurang etis yang dilakukan oleh Z”. karena dia melakukan hal-hal yang tidak jujur seperti:

1. Menjual gambar milik orang lain dan mengakuinya sebagai barang miliknya tanpa izin yang empunya.

2. Z juga menyatakan bahwa barang yang ada pada gambar ada di rumahnya (untuk meyakinkan calon pembeli). Padahal barang itu tidak ada dirumahnya.

 

Namun, kasus ini juga bisa menjadi salah satu kasus kejahatan/penipuan seputar tanaman hias apabila :

1. Z minta pembeli untuk transfer pembayaran sebelum barang dikirim.

2. Setelah uang ditransfer, baru Z akan memesan barang tersebut dari pemilik aslinya. Bila Z berhasil mendapatkan barang dari pemilik aslinya dan mengirimkan ke pembeli, dan pembeli puas, maka kasus penipuan ini berakhir di sini. Namun, bila Z tidak berhasil mengirimkan barang ke pembeli, mungkin karena barang sudah terjual misalnya, maka Z harus mengembalikan uang kepada pembelinya, jika tidak, kasus penipuan akan menjadi panjang.

3. Lebih parah lagi, bila ternyata, setelah uang di transfer, Z tidak mengirimkan barang yang diminta kepada pembeli.

 

Kasus ini bisa berujung pada surutnya bisnis tanaman hias melalui dunia maya. Mengapa saya katakan demikian, karena, tanpa peringatan dan kehati-hatian, kasus ini bisa merebak luas, lalu membuat orang jera untuk bertransaksi melalui dunia maya.

  

Tentu saja hal ini sangat tidak kita harapkan. Maka, demi mempertahankan keberlangsungan  bisnis tanaman hias di dunia maya, alangkah baiknya untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

  

1. Untuk transaksi pertama kali, sebaiknya datangi langsung rumah penjual. Untuk transaksi selanjutnya, bila anda sudah pernah bertatap muka dengan penjual, anda akan bisa memutuskan apakah bisa mempercayainya untuk mengirimkan barang setelah anda mentransfer pembayaran atau tidak.

  

2. Bila poin pertama di atas tak mungkin dilakukan karena jarak yang jauh, mungkin anda bisa memilih untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan Western Union. Namun, jangan berikan nomor seri WU pada penjual sebelum penjual mampu memberikan bukti resi pengiriman (melalui email ataupun fax).

  

3. Kita sesama pemain tanaman hias, baik penjual maupun pembeli (karena biasanya penjual adalah juga pembeli), harus menjalin hubungan/jaringan informasi, untuk saling memberikan rekomendasi mengenai profil penjual/pembeli yang baru pertama kali bertransaksi jarak jauh. Misalnya: Kita bisa saling menanyakan, melalui email, sms/telephone, ataupun milis-milis tanaman hias, mengenai profil penjual/pembeli. Bagi mereka yang pernah bertransaksi dengan penjual/pembeli tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang diperlukan.

  

4. Bagi para penjual, alangkah baiknya memberikan alamat rumah yang sejelas-jelasnya pada websitenya.

  

5. Alangkah baiknya bila foto tanaman di beri tanda khusus, misalnya, memasang kartu nama pada bagian bawah tanaman yang difoto (kartu nama harus bisa terlihat). Bila perlu, Pemilik barang, silahkan berfoto sekalian dengan barang dagangannya (sebagai trade mark).

 

Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat.

  

Salam sukses buat semua.

 

Boim-Warungtangkal.